Masih ingatkah momen pertama kali ke luar negeri?
Buat saya momen pertama kali ke luar negeri itu tidak akan terlupakan. Negara pertama yang saya kunjungi pertama kali adalah China. Tujuan utamanya adalah factory visit ke Sigma Elevator Company di Kota Dalian.
Setelah selesai urusan kantor, alhamdulillah saya dikasih kesempatan untuk jalan-jalan di kota Beijing selama tiga hari. Jarak dari Dalian ke Beijing cukup jauh sekitar 900km sehingga harus menaiki pesawat.
Jarak antara Kota Dalian dan Kota Beijing
Tidak sah rasanya jika ke negara China tapi tidak mengunjungi Tembok Besar China. Tembok Besar China menjadi salah satu landmark kota Beijing yang sangat terkenal dan menjadi salah satu keajaiban dunia. Sesuai dengan tema Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog, yuk napak tilas pengalaman selama jalan-jalan ke landmark kota Beijing China, Tembok Besar China.
Sejarah Tembok Besar China
Pembangunan Tembok Besar China berawal dari periode 770-221 SM hingga masa kekuasaan Dinasti Ming (1368-1644). Pada kekaisaran Dinasti Ming dilakukan renovasi Tembok Besar China secara massive. Panjang Tembok Besar China ini menjapai 21.000 km. Tembok China dibangun untuk berlindung dari serangan suku nomaden dari China Utara.
Dilansir dari UNESCO pembangunan Tembok Besar China menggambarkan kerasnya benturan peradaban masyarakat pertanian dan suku nomaden di China Kuno. Pembangunan Tembok Besar China juga menggambarkan penerapan strategi militer China kuno yang digabungkan dengan kemajuan seni dan teknologi di era itu. Pelaksanaan konstruksi Tembok Besar China juga sarat penderitaan karena banyak memakan korban jiwa.
Pintu Masuk Tembok Besar China
Untuk masuk ke Tembok Besar China dari kota Beijing ini ada beberapa pintu masuk. Pintu masuk yang terkenal itu Juyongguan, Mutianyu, dan Badaling. Saya masuk Tembok Besar Cina melalui pintu masuk Juyongguan. Untuk turis yang membawa anak kecil dan sepuh baiknya masuk melalui pintu masuk Mutianyu karena ada layanan cable car.
Menurut tour guide, pintu masuk Juyongguan ini tidak terlalu banyak turis. Jaraknya sekitar 60km dari pusat kota Beijing dan dapat ditempuh dengan transportasi umum. Di section Juyongguan terdapat 14 watchtower dan memiliki bentang alam pegunungan yang indah.
Ticket Office
JuYong Pass
Best Seasons: April-May, September-October
Recommended Visiting Time: half day
Opening Hours: 09:00-17:00 (April - October), 09:00-16:30 (November to March)
Tickets: CNY 40 (April - October), CNY 35 (November to March)
Di area pintu masuk Juyongguan terdapat parkiran yang luas, cafe, tempat souvenir dan toilet. Sebelum mendaki Tembok Besar China sebaiknya pengunjung pergi ke toilet terlebih dahulu karena ketika mulai menaiki Tembok Besar China tidak ada toilet lagi.
Lahan Parkir Kendaraan
Cafe makanan dan minuman
Tempat Souvenir
Mendaki Tembok Besar China
Udara di Tembok Besar China ini cukup lebih dingin karena berada di daerah pegunungan. Di sepanjang tembok China ini terdapat beberapa pos penjagaan yang dulunya digunakan untuk menjaga komunikasi antar pasukan terhadap bahaya yang mengintai. Untuk mencapai pos penjaga ini kita harus menaiki tangga yang berliku. Tinggi dan slope tangga juga berbeda-beda jadi kita harus persiapkan fisik yang kuat agar bisa mencapai pos penjaga yang satu dan yang seterusnya.
Fisik Tembok Besar China ini juga sangat kokoh karena dibangun dari bebatuan. Saya dan seorang rekan hanya sanggup naik sampai Pos Penjaga 2, karena waktu kunjungan yang terbatas dan untuk naik sampai pos penjaga 2 juga cukup ngos-ngosan.
Konon ada dua orang relawan yang berhasil mengitari Tembok Besar China sepanjang 8000 km selama 17 bulan dengan berjalan kaki. Relawan tersebut membawa bekal seperti perjalanan pendakian ke Mount Everest. Luar biasa ya!
Papan Petunjuk
Di beberapa spot Tembok Besar China terdapat beberapa penunjuk arah untuk memudahkan pengunjung.
Gembok Cinta
Di salah satu area Tembok Besar China terdapat rantai panjang berisi gembok-gembok. Gembok-gembok itu diukir nama pasangan. Harapannya agar cinta pasangan tersebut kokoh abadi seperti Tembok Besar China yang kokoh berdiri selama ribuan tahun.
Di tempat gembok cinta itu juga ada penyewaan kostum baju adat tradisional China plus photograger yang mengabadikan momen tersebut.
Penyewaan Baju Tradisional China
Gembok Cinta
Pengalaman mengunjungi landmark Tembok Besar China ini sangat berkesan, tidak henti-hentinya saya mengucap syukur atas kesempatan yang Allah kasih. Saat berkunjung ke tembok China juga saya berpapasan dengan WNI yang sedang melancong negeri China.
Oia untuk tour guidenya juga ternyata ada yang bisa berbahasa Indonesia loh, jadi memudahkan bagi pengunjung yang tidak bisa bahasa Inggris. Jadi warga negara China yang menjadi tour guide ini mengambil kursus bahasa Indonesia selama beberapa bulan. Hal ini dilakukan karena minat WNI untuk mengunjungi China cukup tinggi.
Demikian cerita dan pengalaman jalan-jalan ke Tembok Besar China, semoga bermanfaat! :)
Update Juni 2024.
Tulisan ini masuk ke dalam project pembuatan mamahgajahngeblog. Ebooknya bisa dibaca disini ya.
https://mamahgajahngeblog.com/e-book-mgn/e-book-landmark-kota-yang-pernah-ingin-dikunjungi/