Bismillahirahmanirrahim..
Alhamdulillah. Saat saya menulis blog ini berarti saya sudah resmi resign dari PT Angkasa Pura II (Persero) selama lebih dari 5 bulan. Saya pribadi awalnya juga tidak percaya kalau saya akhirnya resign dari kantor secepat ini. Setelah 5 (lima) tahun berkerja di AP2 akhirnya saya memutuskan untuk resign dari wanita karir dan memilih untuk fokus menjadi ibu sambil menjalankan bisnis bersama dengan suami saya. Dari sebelum menikah, suami saya memang menginginkan saya tidak menjadi wanita karir selamanya sampai pensiun. Saya pun mengiyakan, karena dalam bayangan saya mungkin saya akan resign ketika usia saya 35an, ketika saya sudah jenuh dengan segala rutinitas di kantor. Tapi Allah lah yang Maha membolak-balikan hati.
Kali ini saya mau bercerita pengalaman pengambilan keputusan untuk resign.
Dimulai dari lahirnya buah hati kami pada bulan April 2017.
Saat itu, saya mendapatkan jatah cuti melahirkan selama tiga bulan. Sebagai seorang ibu baru dan melahirkan prematur jauh sebelum waktunya membuat saya mengalami baby blues mungkin sampai postpartum depression karena saya mengalami kegelisahan tak menentu sampai berbulan-bulan setelah melahirkan. Pada saat itu juga saya mengalami drama tentang ASI yang membuat saya cukup stress sehingga saya mengemukakan ke suami kalau saya ingin resign saja sehingga bisa fokus menyusui dan mengurus bayi. Entah saya sudah berpikir dengan jernih atau tidak, tapi suami saya nampaknya menanggapi secara serius.
Setelah masuk kerja
Bulan Agustus 2017 saya kembali masuk bekerja. Saat bekerja mental saya menjadi lebih baik. Masalah ASI pun sudah mulai teratasi. Saya juga mendapatkan kemudahan jika ingin izin pumping ASI untuk bayi. Saat itu keinginan saya untuk resign sudah sangat memudar. Namun berkebalikan dengan saya, ternyata suami saya sangat menginginkan saya untuk resign karena kasian jika bayi dititipkan terus menerus. Selain itu bisnis yang dijalankan suami saya pun alhamdulillah semakin berkembang, sehingga suami saya membutuhkan sparing partner/thinker untuk menjalankan bisnis tersebut.
Pada akhirnya suami saya meminta saya untuk membuat proposal resign untuk diri saya sendiri. Proposal resign ini kurang lebih berisi alasan kenapa saya harus resign, timeline kapan mau meminta izin ke keluarga dan kantor jika ingin resign, timeline apa saja yang akan saya lakukan setelah resign (mencakup pengembangan diri, pengasuhan anak, peningkatan ibadah, bisnis, dll). Sambil membuat proposal resign ini akhirnya saya memutuskan untuk meminta pendapat dari orang tua, keluarga, teman kantor, dan atasan kantor saya jika saya mengambil keputusan untuk resign. Alhamdulillah ternyata reaksi keluarga dan lingkungan kantor mendukung jika saya resign dengan alasan keluarga dan bisnis. Justru ibu saya yang tidak mendukung jika saya resign dari AP2. Tetapi setelah beberapa kali persuasi, qadarullah akhirnya ibu saya meridhoi jika saya resign. Saya dan suami sepakat bahwa sebelum saya resign saya harus mendapatkan ridho dari kedua orang tua terlebih dahulu agar jalan kedepannya lebih lancar.
Ketika proposal dan restu sudah didapatkan dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim akhirnya saya mengajukan surat permohonan pengunduran diri atas permintaan sendiri dari PT Angkasa Pura II (Persero) pada bulan November 2017. Sesuai dengan SK Perjanjian Kerja Bersama (PKB) tahun 2017, surat pengunduran diri harus diajukan sebulan (one month notice) sebelum SK Pensiun diterbitkan. Dan Alhamdulillah satu bulan kemudian, bulan Desember 2017, SK Pensiun saya terbit dan saya resmi mengundurkan diri dari PT Angkasa Pura II (Persero).
Rasa sedih dan haru membuncah disaat hari terakhir saya bekerja. Tangis pun tidak bisa saya sembunyikan. Perusahaan ini telah memberikan banyak pengalaman dan kenangan di hati saya. Terbang dari kota ke kota, bahkan sampai ke luar negeri. Pengalaman tentang proyek, teknik sipil, atau ilmu bandar udara. Pengalaman bertemu orang-orang hebat. Pengalaman bertemu teman-teman yang menyenangkan ataupun yang menyebalkan. Ah semua pasti ada sisi positif dan negatifnya. Namun satu hal yang saya ingin sampaikan, Terima Kasih Angkasa Pura II. Terima kasih atas lima tahun yang telah saya jalani selama bekerja di Angkasa Pura II. Pengalaman ini, kesempatan ini akan selalu jadi cerita manis dan menjadi bagian dari hidup saya yang tidak akan saya lupakan. Terima kasih untuk segalanya, terima kasih, jayalah selalu Angkasa Pura II :)
Continue reading RESIGN DARI PT ANGKASA PURA II (PERSERO)
Alhamdulillah. Saat saya menulis blog ini berarti saya sudah resmi resign dari PT Angkasa Pura II (Persero) selama lebih dari 5 bulan. Saya pribadi awalnya juga tidak percaya kalau saya akhirnya resign dari kantor secepat ini. Setelah 5 (lima) tahun berkerja di AP2 akhirnya saya memutuskan untuk resign dari wanita karir dan memilih untuk fokus menjadi ibu sambil menjalankan bisnis bersama dengan suami saya. Dari sebelum menikah, suami saya memang menginginkan saya tidak menjadi wanita karir selamanya sampai pensiun. Saya pun mengiyakan, karena dalam bayangan saya mungkin saya akan resign ketika usia saya 35an, ketika saya sudah jenuh dengan segala rutinitas di kantor. Tapi Allah lah yang Maha membolak-balikan hati.
Kali ini saya mau bercerita pengalaman pengambilan keputusan untuk resign.
Dimulai dari lahirnya buah hati kami pada bulan April 2017.
Saat itu, saya mendapatkan jatah cuti melahirkan selama tiga bulan. Sebagai seorang ibu baru dan melahirkan prematur jauh sebelum waktunya membuat saya mengalami baby blues mungkin sampai postpartum depression karena saya mengalami kegelisahan tak menentu sampai berbulan-bulan setelah melahirkan. Pada saat itu juga saya mengalami drama tentang ASI yang membuat saya cukup stress sehingga saya mengemukakan ke suami kalau saya ingin resign saja sehingga bisa fokus menyusui dan mengurus bayi. Entah saya sudah berpikir dengan jernih atau tidak, tapi suami saya nampaknya menanggapi secara serius.
Setelah masuk kerja
Bulan Agustus 2017 saya kembali masuk bekerja. Saat bekerja mental saya menjadi lebih baik. Masalah ASI pun sudah mulai teratasi. Saya juga mendapatkan kemudahan jika ingin izin pumping ASI untuk bayi. Saat itu keinginan saya untuk resign sudah sangat memudar. Namun berkebalikan dengan saya, ternyata suami saya sangat menginginkan saya untuk resign karena kasian jika bayi dititipkan terus menerus. Selain itu bisnis yang dijalankan suami saya pun alhamdulillah semakin berkembang, sehingga suami saya membutuhkan sparing partner/thinker untuk menjalankan bisnis tersebut.
Pada akhirnya suami saya meminta saya untuk membuat proposal resign untuk diri saya sendiri. Proposal resign ini kurang lebih berisi alasan kenapa saya harus resign, timeline kapan mau meminta izin ke keluarga dan kantor jika ingin resign, timeline apa saja yang akan saya lakukan setelah resign (mencakup pengembangan diri, pengasuhan anak, peningkatan ibadah, bisnis, dll). Sambil membuat proposal resign ini akhirnya saya memutuskan untuk meminta pendapat dari orang tua, keluarga, teman kantor, dan atasan kantor saya jika saya mengambil keputusan untuk resign. Alhamdulillah ternyata reaksi keluarga dan lingkungan kantor mendukung jika saya resign dengan alasan keluarga dan bisnis. Justru ibu saya yang tidak mendukung jika saya resign dari AP2. Tetapi setelah beberapa kali persuasi, qadarullah akhirnya ibu saya meridhoi jika saya resign. Saya dan suami sepakat bahwa sebelum saya resign saya harus mendapatkan ridho dari kedua orang tua terlebih dahulu agar jalan kedepannya lebih lancar.
Ketika proposal dan restu sudah didapatkan dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim akhirnya saya mengajukan surat permohonan pengunduran diri atas permintaan sendiri dari PT Angkasa Pura II (Persero) pada bulan November 2017. Sesuai dengan SK Perjanjian Kerja Bersama (PKB) tahun 2017, surat pengunduran diri harus diajukan sebulan (one month notice) sebelum SK Pensiun diterbitkan. Dan Alhamdulillah satu bulan kemudian, bulan Desember 2017, SK Pensiun saya terbit dan saya resmi mengundurkan diri dari PT Angkasa Pura II (Persero).
Rasa sedih dan haru membuncah disaat hari terakhir saya bekerja. Tangis pun tidak bisa saya sembunyikan. Perusahaan ini telah memberikan banyak pengalaman dan kenangan di hati saya. Terbang dari kota ke kota, bahkan sampai ke luar negeri. Pengalaman tentang proyek, teknik sipil, atau ilmu bandar udara. Pengalaman bertemu orang-orang hebat. Pengalaman bertemu teman-teman yang menyenangkan ataupun yang menyebalkan. Ah semua pasti ada sisi positif dan negatifnya. Namun satu hal yang saya ingin sampaikan, Terima Kasih Angkasa Pura II. Terima kasih atas lima tahun yang telah saya jalani selama bekerja di Angkasa Pura II. Pengalaman ini, kesempatan ini akan selalu jadi cerita manis dan menjadi bagian dari hidup saya yang tidak akan saya lupakan. Terima kasih untuk segalanya, terima kasih, jayalah selalu Angkasa Pura II :)