Monday, April 30, 2018

, , , ,

RESIGN DARI PT ANGKASA PURA II (PERSERO)

Bismillahirahmanirrahim..

Alhamdulillah. Saat saya menulis blog ini berarti saya sudah resmi resign dari PT Angkasa Pura II (Persero) selama lebih dari 5 bulan. Saya pribadi awalnya juga tidak percaya kalau saya akhirnya resign dari kantor secepat ini. Setelah 5 (lima) tahun berkerja di AP2 akhirnya saya memutuskan untuk resign dari wanita karir dan memilih untuk fokus menjadi ibu sambil menjalankan bisnis bersama dengan suami saya. Dari sebelum menikah, suami saya memang menginginkan saya tidak menjadi wanita karir selamanya sampai pensiun. Saya pun mengiyakan, karena dalam bayangan saya mungkin saya akan resign ketika usia saya 35an, ketika saya sudah jenuh dengan segala rutinitas di kantor. Tapi Allah lah yang Maha membolak-balikan hati.

Kali ini saya mau bercerita pengalaman pengambilan keputusan untuk resign.

Dimulai dari lahirnya buah hati kami pada bulan April 2017.
Saat itu, saya mendapatkan jatah cuti melahirkan selama tiga bulan. Sebagai seorang ibu baru dan  melahirkan prematur jauh sebelum waktunya membuat saya mengalami baby blues mungkin sampai postpartum depression karena saya mengalami kegelisahan tak menentu sampai berbulan-bulan setelah melahirkan. Pada saat itu juga saya mengalami drama tentang ASI yang membuat saya cukup stress sehingga saya mengemukakan ke suami kalau saya ingin resign saja sehingga bisa fokus menyusui dan mengurus bayi. Entah saya sudah berpikir dengan jernih atau tidak, tapi suami saya nampaknya menanggapi secara serius.

Setelah masuk kerja
Bulan Agustus 2017 saya kembali masuk bekerja. Saat bekerja mental saya menjadi lebih baik. Masalah ASI pun sudah mulai teratasi. Saya juga mendapatkan kemudahan jika ingin izin pumping ASI untuk bayi. Saat itu keinginan saya untuk resign sudah sangat memudar. Namun berkebalikan dengan saya, ternyata suami saya sangat menginginkan saya untuk resign karena kasian jika bayi dititipkan terus menerus. Selain itu bisnis yang dijalankan suami saya pun alhamdulillah semakin berkembang, sehingga suami saya membutuhkan sparing partner/thinker untuk menjalankan bisnis tersebut.

Pada akhirnya suami saya meminta saya untuk membuat proposal resign untuk diri saya sendiri. Proposal resign ini kurang lebih berisi alasan kenapa saya harus resign, timeline kapan mau meminta izin ke keluarga dan kantor jika ingin resign, timeline apa saja yang akan saya lakukan setelah resign (mencakup pengembangan diri, pengasuhan anak, peningkatan ibadah, bisnis, dll). Sambil membuat proposal resign ini akhirnya saya memutuskan untuk meminta pendapat dari orang tua, keluarga, teman kantor, dan atasan kantor saya jika saya mengambil keputusan untuk resign. Alhamdulillah ternyata reaksi keluarga dan lingkungan kantor mendukung jika saya resign dengan alasan keluarga dan bisnis. Justru ibu saya yang tidak mendukung jika saya resign dari AP2. Tetapi setelah beberapa kali persuasi, qadarullah akhirnya ibu saya meridhoi jika saya resign. Saya dan suami sepakat bahwa sebelum saya resign saya harus mendapatkan ridho dari kedua orang tua terlebih dahulu agar jalan kedepannya lebih lancar.

Ketika proposal dan restu sudah didapatkan dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim akhirnya saya mengajukan surat permohonan pengunduran diri atas permintaan sendiri dari PT Angkasa Pura II (Persero) pada bulan November 2017. Sesuai dengan SK Perjanjian Kerja Bersama (PKB) tahun 2017, surat pengunduran diri harus diajukan sebulan (one month notice) sebelum SK Pensiun diterbitkan. Dan Alhamdulillah satu bulan kemudian, bulan Desember 2017, SK Pensiun saya terbit dan saya resmi mengundurkan diri dari PT Angkasa Pura II (Persero).

Rasa sedih dan haru membuncah disaat hari terakhir saya bekerja. Tangis pun tidak bisa saya sembunyikan. Perusahaan ini telah memberikan banyak pengalaman dan kenangan di hati saya. Terbang dari kota ke kota, bahkan sampai ke luar negeri. Pengalaman tentang proyek, teknik sipil, atau ilmu bandar udara. Pengalaman bertemu orang-orang hebat. Pengalaman bertemu teman-teman yang menyenangkan ataupun yang menyebalkan. Ah semua pasti ada sisi positif dan negatifnya. Namun satu hal yang saya ingin sampaikan, Terima Kasih Angkasa Pura II. Terima kasih atas lima tahun yang telah saya jalani selama bekerja di Angkasa Pura II. Pengalaman ini, kesempatan ini akan selalu jadi cerita manis dan menjadi bagian dari hidup saya yang tidak akan saya lupakan. Terima kasih untuk segalanya, terima kasih,  jayalah selalu Angkasa Pura II :)


Continue reading RESIGN DARI PT ANGKASA PURA II (PERSERO)

Thursday, April 26, 2018

, , , , , ,

Perlengkapan ASI Perah Ibu Menyusui

Assalamualaikum. Kali ini saya akan membahas tentang perlengkapan Asi Perah (ASIP) yang saya gunakan selama perjuangan ASIX untuk Dipa. Tapi sebelumnya yuk kita bahas definisi ASI terlebih dahulu.

Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hidup yang mengandung sel darah putih, imunoglobin, enzim dan hormon, serta protein spesifik, dan zat gizi lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Mengingat begitu banyak manfaat ASI maka ASI adalah makanan terbaik untuk bayi baru lahir hingga bayi berusia enam bulan. Pemberian ASI tanpa tambahan makanan apapun sudah cukup memenuhi kebutuhan nutrisi bayi sampai usia enam bulan atau yang biasa dikenal dengan ASI Ekslusif. Setelah bayi berusia enam bulan  diberikan tambahan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dan ASI dilanjutkan sampai anak berusia dua tahun.

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, saat ini banyak sekali dijumpai ibu-ibu baru yang bekerja di sektor publik sehingga mengharuskan ibu meninggalkan bayi mereka di jam kerja. Demi menujang asupan yang terbaik untuk bayi, maka ibu dapat memberikan ASI Perah (ASIP) kepada bayi selama ibu berada di tempat kerja. ASI Perah (ASIP) adalah ASI yang diambil dengan cara diperas dari payudara untuk kemudian disimpan dan nantinya diberikan pada bayi.

Hal ini pula yang saya lakukan di kantor selama meninggalkan Dipa sewaktu kerja. Pumping Pumping Pumping. Hehe. Sebenarnya saya merasa ASI saya gak begitu banyak. Jika melihat hasil pumping orang-orang yang berbotol-botol sekali pompa rasanya hati sangat menciut. Hasil setiap pumping saya paling banyak itu 160ml, itu pun sudah dua PD. Tapi suami saya yang paling bersemangat mengingatkan saya untuk tidak mudah menyerah ketika mompa, bahkan kalau ada satu sesi pompa di kantor yang terlewat suami saya pasti kesal wkwk. Tidak apa-apa sedikit asalkan konsisten dan cukup untuk Dipa, katanya. Alhamdulillah enam bulan pertama terlewati. ASI yang saya pompa cukup untuk Dipa walaupun seringnya kejar tayang dan dengan jutaan drama ASI lainnya dan juga berat badan yang gak turun-turun ke sebelum hamil. Hehe *jadi curcol*

Ok back to topic. Yuk kita bahas satu persatu peralatan ASIP ibu menyusui :)

1. Pompa ASI
Untuk mendapatkan ASIP maka ada berbagai cara yang dapat dipilih ibu menyusui. Bisa dengan cara memerah menggunakan tangan (marmet) atau dengan menggunakan alat pompa ASI (breastpump). Pompa ASI pun terdiri dari dua tipe, tipe manual dan elektrik. Berikut kelebihan dan kekurangan Pompa manual dan pompa elektrik.


Kelebihan
Kekurangan
Pompa Manual
- Bisa memompa dimana saja
- Harga terjangkau
- Mudah dipakai
- Mudah dibersihkan
- Perlengkapan pompa sedikit dan lebih simple
- Tidak menimbulkan suara bising
- Tangan terasa pegal saat memompa
- Kesulitan dalam menentukan ritme memompa
Pompa Elektrik
- Membuat tangan tidak pegal saat memompa
- Ibu bisa multitasking melakukan pekerjaan ringan lain saat memompa
-Untuk beberapa merk ada yang menggunakan baterai sehingga bisa digunakan dimanapun
- Lebih nyaman karena ada fitur pengaturan
- Lebih banyak model, salah satunya model yang mempunyai dua pompa untuk memompa kedua payudara
- Lebih cepat dalam memompa
- Harga yang cukup mahal
- Jika ada sparepare yang rusak harus diservice dan cukup memakan waktu
- Beberapa merk menimbulkan suara bising saat dipakai
- Beberapa merk saat memompa dibutuhkan sumber listrik

Memilih pompa ASI katanya cocok-cocokan. Tapi karena saya gak pernah mencoba banyak merk ya sudah pakai yang ada saja. Saya punya pompa yang manual dan elektrik. Untuk pompa manual saya pakai Avent Comfort dan untuk pompa elektrik saya pakai Spectra 9+, dua-duanya enak dipakai hehe.


Saran untuk bumil sebaiknya pompa ini sudah dibeli dari trimester tiga sebelum melahirkan karena kita gak pernah tau takdir Allah itu seperti apa. Qadarullah anak saya lahir prematur dan bilirubinnya tinggi sehingga harus difototerapi dan terpisah jauh dari ibunya. Pompa ini jadi sangat berguna untuk menampung setetes demi setetes ASI yang baru keluar.


2. Wadah Penyimpan ASIP
Wadah penyimpan ASIP terdiri dari macam-macam, bisa berupa botol kaca, botol plastik, stoples (jar), atau kantung plasik.

Botol Kaca
Botol kaca ada yang bertutup sumbat karet atau tutup ulir plastik. Botol dengan tutup ulir plastik biasanya adalah botol bekas UC 1000 dengan kapasitas botol 120 ml. Botol dengan tutup sumbat karet biasanya adalah botol BKA dengan kapasitas botol 100ml. Botol dengan tutup sumbat karet biasanya lebih rawan tumpah, namun kapasitasnya cukup untuk bayi sekali minum sehingga tidak banyak terbuang. Botol dengan tutup ulir lebih aman tidak mudah tumpah.

Botol Plastik
Botol plastik lebih ringan jika dibawa berpergian namun harganya lebih mahal. Selain itu, ketika dibersihkan harus lebih telaten agar lemak ASI tidak menempel pada dinding botol plastik.

Stoples (Jar)
Stoples ini berukuran 150 ml dan 250ml. Stoples dapat digunakan untuk menampung hasil perahan jika bunda memerah ASI dengan tangan. Karena mulut botol yang lebih lebar, maka ASIP yang tertampung tidak tercecer kemana-mana.

Kantung Plastik
Kantung plastik hanya dapat digunakan untuk sekali pakai. Kantung plastic sangat nyaman digunakan jika bunda ingin travelling atau ada tugas dinas keluar kota/luar negeri sehingga sangat ringan dibawa. Kantung plastik juga biasanya digunkan untuk mengisi ruang-ruang kosong dalam freezer sehingga penyimpanan ASIP bisa lebih optimal.


Saya sendiri lebih sering menggunakan botol EX UC karena lungsuran dari kakak ipar. Untuk tutup botolnya sendiri saya beli di Tokopedia, Rp 350,- per buah. Saya juga beli beberapa buah stoples (jar) untuk menampung perahan ASI jika memerah dengan tangan. Walaupun setetes demi setetes yang keluar tetap ditampung demi bayi. Alhamdulillah.

3. ‎Cooler Bag dan Ice Gel
Cooler Bag digunakan untuk menyimpan stok ASIP saat bepergian atau saat di kantor. ASIP yang disimpan dalam cooler bag biasanya tahan sampai dengan dua belas jam. Di dalam cooler bag terdapat insulator dan Ice Gel beku yang berfungsi untuk menjaga suhu ASIP agar tetap dingin. Saat ini model Cooler Bag sangat beraneka ragam, ada yang terdiri dari satu kompartemen, dua kompartemen, ataupun yang gabung dengan diaper bag sehingga bisa memilih model yang sesuai dengan kebutuhan. Corak dan warna cooler bag ini juga beraneka ragam sehingga masih dapat terlihat stylish.



Cooler bag yang saya gunakan adalah merk Gabag dengan dua kompartment. Kompartemen yang atas untuk menyimpan alat pompa, HP, hand sanitizer, dan cemilan hehe. Kompartemen yang bawah saya gunakan untuk menyimpan hasil perahan dan dua buah Ice Gel beku. Harganya sekitar Rp 200rb.

4. Kulkas
Kulkas digunakan untuk menyimpan wadah ASIP di rumah. ASIP yang disimpan pada freezer kulkas satu pintu dapat bertahan selama dua minggu. ASIP yang disimpan pada freezer kulkas dua pintu dapat bertahan selama tiga bulan. ASIP yang disimpan pada deep freezer dapat bertahan selama enam bulan. Untuk kulkas saya memakai kulkas yang dua pintu.

5. ‎Media Pemberian ASIP
Media pemberian ASIP ini bisa beraneka ragam, terdiri dari botol dot, cup feeder, soft feeder, sendok, atau pipet. Pilihlah media sesuai kemampuan bayi sehingga asupan ASIP yang diminum bayi cukup untuk memenuhi kebutuhannya.


Ketika disinar di RS Borromeus, media pemberian ASIP menggunakan cup feeder. Tapi saat di rumah media yang saya gunakan adalah dot. Hehe biar praktis dan gak banyak tumpah.

6. ‎Sterilizer
Sterilizer digunakan untuk mensterilkan perlengkapan pompa dan wadah ASIP. Harga sterilizer memang cukup mahal, namun kita dapat mensterilkan peralatan ASIP dengan cara lain yaitu direbus di dalam panci.

Sterilizer yang saya gunakan adalah Merk Avent seperti gambar di atas. Lagi-lagi lungsuran dari kakak ipar. Alhamdulillah.

7. ‎Sikat Botol dan Sabun Cuci
Sikat botol dan sabun cuci ini sangat diperlukan untuk membersihkan peralatan ASIP. Sikat botol yang kecil diperlukan untuk membersihkan bagian-bagian pompa yang tidak terjangkau oleh tangan.

Untuk sikat botol banyak dijual dimana mana ya, jadi sangatlah mudah. Untuk sabun cuci nya saya memakai merk Sleek, ini juga mudah ditemui di Alfamart/Indomart.

8. ‎Breast Pad
Pada awal-awal menyusui jika kita memompa payudara sebelah kiri, maka ASI akan keluar juga dari payudara sebelahnya maka breast pad ini digunakan untuk mencegah ASI merembes ke baju. Breast pad terdiri dari berbagai tipe, ada yang sekali pakai dan ada yang dapat dicuci (washable). Pilihlah breast pad yang ekonomis dan sesuai kebutuhan.


9. ‎Bra Menyusui
Bra menyusui digunakan untuk memudahkan ibu saat menyusui bayi atau saat memompa karena pada bra menyusui terdapat klip di atas bagian payudara sehingga tinggal dibuka jika ingin menyusui/memompa dan tidak perlu membuka seluruh bagian bra.

10. ‎Apron Menyusui
Apron menyusui digunakan untuk menutup bagian dada jika kita menyusui di tempat umum. Apron menyusui juga bisa digunakan jika memompa ASI di kantor sehingga lebih nyaman. Bahan, model, dan motif apron menyusui ini juga beraneka ragam sehingga bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan.


Demikian peralatan ASIP untuk ibu menyusui. Jika dilihat memang banyak yaaa, namun peralatan ASIP ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing. Peralatan ASIP ini juga dapat kita jadikan investasi bila masih menjadi ibu bekerja. Jadi masih bisa terpakai untuk anak kedua atau ketiga nanti. Semangat mengaASIhi buah hati kita tercinta. 

Happy Pumping :)



Continue reading Perlengkapan ASI Perah Ibu Menyusui