Wednesday, January 10, 2018

, , , ,

Cara Membuat MP Asi Kaldu Ikan Salmon

Assalamualaikum, kali ini saya akan berbagi pengalaman dalam membuat kaldu MPASI ikan Salmon untuk bayi kita tercinta. Ikan Salmon ini memiliki banyak manfaat untuk tumbuh kembang bayi looh. Manfaat ikan Salmon antara lain meningkatkan kecerdasan otak, membantu mengoptimalkan penglihatan pada bayi, mencegah penyakit jantung pada bayi, mencegah penyakit kulit pada bayi, dan menjaga daya tahan tubuh. Dalam pembuatan kaldu ini alat yang kami gunakan adalah slow cooker Takahi 0,7 L, jika bunda tidak memiliki slow cooker maka bunda bisa menggunakan panci rebus seperti biasa. Yuk simak cara pembuatannya

Siapkan bahan-bahan 

Pertama siapkan terlebih dahulu ikan salmon dan bumbu-bumbu aromatik agar kaldu ikan tidak bau amis. Bumbu aromatic ini terdiri dari daun bawang, seledri, bawang bombai, bawang putih dan jahe. Lalu tambahkan juga potongan wortel untuk menambah kandungan vitamin A dalam kaldu, manfaat vitamin A pada wortel sebagai penambah zat gizi yang diperlukan oleh mata.
bumbu aromatik MP Asi
bumbu aromatik MP Asi

Ikan Salmon yang akan dimasak untuk MP Asi
Ikan Salmon yang akan dimasak untuk MP Asi

Campur semua bahan

Proses kedua adalah campurkan semua bahan-bahan bumbu aromatik, ikan salmon, dan air putih matang ke dalam slow cooker. Lalu nyalakan slow cooker selama 4-6 jam.

hasil campuran bumbu, air, dan ikan Salmon
hasil campuran bumbu, air, dan ikan Salmon

Saring dan Tiriskan

Setelah 4-6 jam dimasak, maka tiriskan dan saring kaldunya. Kaldu ikan salmon sudah siap untuk dihidangkan atau disimpan di dalam freezer selama satu bulan ke depan.

hasil ikan Salmon yang sudah dimasak
hasil ikan Salmon yang sudah dimasak


Kaldu ikan salmon siap dimasukan ke dalam freezer

kaldu ikan Salmon untuk di freezer
kaldu ikan Salmon untuk di freezer

Mudah kaaaaaan, yuk buat MPASI rumahan agar bayi senantiasa sehat, kuat dan gizi terjaga yaa. Aamiin


Tulisan ini dimuat juga di  Blog Bajuyuli :)
Continue reading Cara Membuat MP Asi Kaldu Ikan Salmon
, , , , , , ,

Catatan Seminar “Parenting Your Defiant Child” Ibu Elly Risman Bandung, 21 Oktober 2017 Part 2

Assalamualaikum, setelah sebelumnya saya telah membahas tentang 10 tips mengasuh anak defiant, saat ini saya akan membahas materi kedua dari Seminar “Parenting Your Defiant Child” oleh Ibu Elly Risman yaitu 10 Mitos Pengasuhan. Yuk kita simak satu persatu materinya.

1. Kehamilan adalah hal yang biasa

Kehamilan bukan hal yang biasa tapi merupakan hal yang luar biasa. Dengan kehamilan orang tua belajar untuk memaknai rasa syukur ketika dianugrahi buah hati. Oleh karena itu membuat jarak antar kehamilan sangat penting, agar orang tua sudah siap secara lahir dan batin untuk menerima keturunan lagi.

2. Menjadi ayah ibu adalah konsekuensi logis menikah

Menjadi orang tua bukan hanya konsekuensi logis menikah tapi menjadi orang tua itu harus siap dan punya ilmu untuk mendidik keturunan mereka. Orang tua zaman dahulu sebagian besar tidak sadar jika mereka adalah baby sitter-nya Allah, saat ini orang tua harus sadar jika orang tua adalah baby sitter-nya Allah sehingga orang tua lebih memilih untuk mengasuh anak sendiri. Dengan mengasuh anak sendiri maka anak akan merasa nyaman, “kelengkatan” antara orang tua dan anak semakin baik, anak pun tidak akan merasa cemas karena berpisah maupun kehadiran orang asing.

3. Ayah mencari nafkah ibu mengasuh anak : Pengasuhan bisa di “Ganti Tangan” kan

Ayah seharusnya tidak hanya fokus mencari nafkah, tapi juga ayah seharusnya terlibat dalam pengasuhan anak. Mengapa ayah harus terlibat dalam pengasuhan anak? Ayah harus terlibat dalam pengasuhan anak karena pada Hari Akhir nanti, ayah akan ditanya oleh Allah tentang kepemimpinannya dan pendidikannya dalam keluarga. Ayah pula penentu GBHKel (Garis Besar Haluan Keluarga) sehingga dapat merumuskan keluarga yang dipimpinnya akan menjadi keluarga seperti apa.


peran ayah di keluarga

4. Tidak punya tujuan pengasuhan

Setiap orang tua harus memiliki tujuan dalam pengasuhan anak. Orang tua harus paham bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT (QS. adz-Dzariyat: 56). Sebagai orang tua juga harus paham bahwa kelak keturunan kita akan menjadi calon istri/suami, calon ayah/ibu, sebagai professional/entrepreneur, sebagai pendidik di dalam keluarga. Sehingga orang tua harus mempersiapkan mental dan ilmu anak dengan baik sehingga anak siap menghadapi setiap perannya yang baru di masa depan.

5. Anak sama dengan orang dewasa, termasuk Berbicara

Banyak orang tua yang lupa bagaimana etika berbicara dengan anak-anak. Sebagian orang tua sering berbicara tergesa-gesa, tidak dapat membaca bahasa tubuh anak, dan tidak dapat mendengar perasaan anak sehingga apa yang ingin disampaikan orang tua kepada anak tidak tersampaikan dengan baik. Berikut tips untuk perbaiki komunikasi dengan anak: senyum, turunkan frekuensi seperi frekuensi anak, baca bahasa tubuh anak, dan dengarkan perasaan anak.

6. Sukses secara akademis penting, sekolahkan anak secepatnya, padatkan waktunya

Anak harus menikmati masa sekolah dan masa bermain mereka, jadi jangan sampai menambah rutinitas akademik di luar jam sekolah anak-anak (contohnya: les matematika).

7. Mendisiplinkan harus keras dan terus menerus menghukum untuk merubah kelakuan

Mendisiplinkan anak tidak perlu dengan cara yang keras. Cara mendisiplinkan anak dengan baik yaitu orang tua harus punya aturan dalam mendidik anak, selain itu perkenalkan juga konsekuensi dan hukuman.

8. Pendidikan agama disubkontrakkan ke orang lain

Pendidikan agama merupakan fondasi utama untuk kehidupan anak kelak sehingga Pendidikan agama jangan “disubkontrakkan” ke orang lain.  Orang tua lah yang harus mengajarkan agama kepada putra putri mereka sehingga keimanan setiap anak sudah kuat tertanam sejak kecil.

9. Pendidikan seksualitas cukup di sekolah. 

Pendidikan seksualitas pertama kali seharusnya dikenalkan oleh orang tua kepada anak-anak, bukan dari sekolah. Karena pendidik utama seksualitas anak adalah orang tua mereka masing-masing. Orang tua bisa mengenalkan Pendidikan seksualitas kepada anak dengan berlandaskan agama. Jangan merasa tabu dan saru karena hal ini sangat berpengaruh  pada sikap dan mental anak di masa depan nanti.

10. Pemberian HP dan perangkat teknologi harus secepat mungkin

Pemberian HP harus sesuai dengan kebutuhan anak, jangan sembarangan memberikan HP karena bisa berdampak pada masa depan anak.

Semoga kita sebagai orang tua bisa mengamalkan ilmu dari Ibu Elly Risman ini dengan baik yaaa.  Aamin

Continue reading Catatan Seminar “Parenting Your Defiant Child” Ibu Elly Risman Bandung, 21 Oktober 2017 Part 2