Monday, January 24, 2022

Menjadi Mamah Gajah

Tahun 2022 ini adalah tahun kedua saya bergabung dengan komunitas Mamah Gajah Ngeblog. Tahun 2021 lalu alhamdulillah saya berhasil konsisten menyetor artikel tantangan bulanan MGN, tahun ini pun Insya Allah punya cita-cita yang sama. Dimulai dari tulisan Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog periode Januari 2022, bismillah semoga bisa istiqamah menulis dalam satu tahun ke depan. Doakan ya Mah! :)



Perkenalan 


Tantangan Mamah Gajah Ngeblog kali ini adalah bercerita tentang diri sendiri dan titel Mamah Gajah, jadi mari kita mulai! 

Saya adalah seorang anak dari ibu dan bapak yang berprofesi sebagai PNS Guru. Melihat kedua orang tua yang sungguh-sungguh mengabdi dan bekerja, cukup membentuk cita-cita saya bahwa kelak setelah lulus kuliah saya juga akan bekerja dan menjadi seorang wanita karir.

Saya bukan tipe orang yang fanatik akan suatu hal. Ketika teman-teman sekolah menyukai grup band tertentu, drama Korea tertentu, novel tertentu, saya justru merasa nyaman dengan sekedar tahu saja, tidak perlu terlibat terlalu dalam hehe. 



Kampusku, Kampus Cap Gajah 


Perjuangan masuk ITB dan bisa berkuliah di ITB adalah termasuk salah satu hal yang saya banggakan. Saat sekolah dulu saya tipe anak yang langsung pulang ke rumah, tidak begitu aktif organisasi, namun saat kuliah saya lebih mengambil kesempatan untuk mengembangkan diri. 

Saya ikut unit, saya aktif di himpunan, saya biasa berkegiatan di kampus sampai malam bahkan pernah menginap di kampus. Saya banyak kenalan dengan teman lintas jurusan dan angkatan. Pokoknya saya tidak mau mengulang masa kuliah sama seperti masa sekolah dulu menjadi kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang) hehe. 

Foto saat wisuda bersama mamah papah


Lulus dari kampus saya diterima di salah satu perusahaan BUMN di bidang penerbangan. Melihat teman-teman satu almamater yang pindah pekerjaan dari satu tempat ke tempat lain, saya pun sempat "ikut-ikutan". Tahun pertama kerja, saya mencoba daftar kerja di tempat lain, sembunyi-sembunyi tes kerja, tapi akhirnya tersadarkan bahwa pekerjaan saya saat itu adalah pekerjaan yang sudah sangat nyaman. Saya pun bisa menjadi wanita karir sesuai cita-cita dulu.

Berhenti Menjadi Wanita Karir


Di usia 25 tahun, saya menikah dengan teman yang juga satu almamater. Sebelum menikah, suami pernah bilang kalau tidak ingin saya bekerja terus-terusan, saya pun menyanggupi. Dalam pikiran saya, mungkin saya akan berhenti berkarir di usia 40tahunan hehe.

Dua tahun setelah menikah alhamdulillah kami dikaruniai seorang putra. Nah saat itulah mulai pergumulan batin. Ternyata suami meminta saya agar bisa fokus mengurus anak di rumah dan bersama-sama membangun bisnis yang sedang dirintis, sedangkan saya merasa saat itu masih terlalu cepat untuk keluar kerja. 

Proses memantapkan hati untuk resign dari perusahaan BUMN pun cukup panjang. Hingga akhirnya saya memantapkan diri resign di akhir tahun 2017, setelah bekerja 5 tahun di perusahaan tersebut. 

Hari-hari terakhir bekerja 

Menjadi Mamah Gajah


Setelah saya resign di Desember 2017, kegiatan saya sebagian besar diisi oleh bisnis dan mengasuh anak.  Saat saya resign, bayi berusia 8 bulan dan saya ajak kemanapun saya pergi. Begini ternyata rasanya full time mengasuh anak, jauh lebih cape dibanding nyambi dengan bekerja kantoran. Tapi melihat tahapan tumbuh kembang anak dari hari ke hari membuat rasa cape pun tidak terasa.

Seperti dua sisi mata koin, kalau ada senang pasti ada sedih juga dong ya. Sedih yang saya rasakan setelah resign ini saat melihat teman-teman di social media yang bisa bebas bekerja, menjadi professional, dan mengembangkan diri. Apalagi di lingkungan terdekat, teman-teman sejurusan, belum banyak yang resign dari pekerjaan sehingga saya tidak punya teman curhat.

Pernah berada di titik ketika orang lain bilang, "Kok keluar kerja, kan sayang!", "Ngapain kuliah tinggi-tinggi, kalau ujungnya di rumah.", "Ngapain kuliah kalau ujungnya cuma jualan."

Rasanya perih.... 

Setelah mengalami jetlag dari pekerja kantoran menjadi ibu rumah tangga, akhirnya saya memberanikan diri untuk membuka diri. Saya coba untuk gabung komunitas ITBMH, karena setelah saya pikir-pikir ternyata yang saya kangen-kan dari pekerjaan kantor adalah kesempatan untuk mengembangkan diri. Namun pengembangan diri kan bisa didapat di mana aja, kita harus lebih aktif lagi melihat peluang-peluang yang ada untuk mengembangkan diri.

Menghadiri Playdate ITBMH Bandung Raya

Setelah gabung komunitas ITBMH ternyata saya tidak sendiri. Banyak sekali lulusan mamah gajah yang memilih menjadi ibu rumah tangga dan itu adalah hal yang sangat wajar, tidak perlu terbebani dengan titel mamah gajah. 

Mamah Gajah sama seperti mamah-mamah dari lulusan kampus lainnya. Bisa memilih untuk menjalani aktivitas yang dipilih. Dulu saya berpikir kalau lulusan ITB itu harus berkarir, namun saya setelah gabung ITBMH, mata saya terbuka lebar. Mamah Gajah bisa menjadi apapun yang mereka mau. Luar biasa.

ITBMH ini ternyata juga bisa menjadi wadah saya untuk mengembangkan diri. Banyak sekali sub group yang terbentuk sesuai dengan minat Mamah Gajah. Akhirnya saya gabung beberapa group dan coba untuk terus aktif berkomunitas. Bahagia Berkomunitas di Komunitas Mamah Gajah.

WAG ITBMH yang saya ikuti :
  • Playdate Bantim ITBMH (Kumpulan Mamah Gajah tinggal di Bandung Timur)
  • ITBMH Bandung Raya (Kumpulan Mamah Gajah tinggal di Bandung Raya)
  • Starmate (Kumpulan Mamah Gajah tinggal di Cimahi, KBB dan sekitarnya)
  • Gajah Mader (Kumpulan Mamah Gajah yang punya bisnis)
  • Mamah Gajah Ngeblog (Kumpulan Mamah Gajah yang suka ngeblog)
  • Youtube ITBMHTV (Kumpulan Mamah Gajah yang mengelola Youtube ITBMH)
  • Mentoring Online ITBMH (Mentoring/kajian islami)
  • Bumil ASIX (Kumpulan Mamah Gajah yang sedang hamil/menyusui/ex busui)

Semoga komunitas ITBMH semakin berkembang dan semakin menjadi wadah pemersatu Mamah Gajah aamiin. 







Continue reading Menjadi Mamah Gajah